“Jikalau sekiranya
penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan
kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat
Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya”. (Al-A’rof: 96)
Ustadz Sayyid Qutb
mengomentari ayat ini sebagaimana yang ditulisnya dalam tafsir zhilal, beliau
mengatakan: “Berkah-berkah yang dijanjikan Allah kepada orang-orang yang
beriman dan bertakwa secara tegas dan meyakinkan itu, bermacam-macam jenis dan
ragamnya. Juga tidak diperinci dan tidak ditentukan batas-batanya oleh nash
ayat itu. Isyarat yang diberikan nash Al-Quran itu menggambarkan limpahan yang
turun dari semua tempat, bersumber dari semua lokasi, tanpa batas, tanpa
perincian, dan tanpa penjelasan. Maka ia adalah berkah dengan segala macam
warnanya, dengan segala gambaran dan bentuknya. Keberkahan yang dijanjikan
kepada orang beriman dan bertakwa ialah bahwa keberberkahan itu kadang-kadang
menyertai sesuatu yang jumlahnya sedikit, tetapi memberikan manfaat yang banyak
serta diiringi dengan kebaikan, keamanan, kerelaan, dan kelapangan hati. Berapa
banyak bangsa yang kaya dan kuat, tetapi hidup dalam penderitaan, tidak ada
rasa aman, penuh goncangan dan krisis, bahkan menunggu kehancuran.”
Kaum muslimin yang
dimuliakan Allah
Ketika kehidupan
berjalan secara sinergis antara unsur-unsur pendorong dan pengekangnya, dengan
bekerja di bumi sambil memandang ke langit, terbebas dari hawa nafsu,
menghambakan diri dan tunduk kepada Allah. Berjalan dengan baik menuju ke arah
yang diredoin oleh Allah, maka sudah tentu kehidupan model ini akan diliputi
dengan keberkahan, dipenuhi dengan kebaikan dan dinaungi dengan kebahagian.
Berkah yang diperoleh
bersama iman dan takwa adalah berkah yang meliputi segala sesuatu. Berkah yang
terdapat di dalam jiwa, dalam perasaan, dan dalam kehidupan bermasyarakat. Juga
berkah yang mengembangkan kehidupan dan meninggikan mutunya dalam setiap waktu.
Jadi bukan semata-mata melimpahnya kekayaan namun dibarengi dengan penderitaan,
kesengsaraan, kerusakan bahkan kegersangan jiwa.
Tuntutan keberkahan
yang dapat diambil dari tuntunan ayat di atas adalah: merealisasikan keimanan
dalam keseharian, meningkatkan ketaqwaan dalam setiap amalan. Maka
sebaliknya, hal-hal yang akan menghilangkan keberkahan itu adalah karena
mendustakan ajaran dan ayat-ayat Allah, kemudian terperosoknya seseorang bahkan
masyarakat ke dalam kubangan kemaksiatan.
Imam Ibnul Qayyim Al
Jauziyah dalam salah satu bukunya “Al jawaabul Kaafii liman Sa’ala ‘anid
Dawaaisy Syaafii” menyebutkan beberapa bahaya dan pengaruh dosa terhadap
kehidupan pribadi dan masyarakat yang akan membawa pada hilangnya keberkahan.
Di antaranya pengaruh buruk dosa dan kemaksiatan itu adalah:
Pertama: Dosa
memperlemah kesadaran akan keagungan Allah dalam hati.
Seorang yang penuh dengan
dosa-dosa tidak akan lagi bersungguh-sungguh mengagungkan Allah. Kaki akan
terasa malas dan berat berat untuk melangkah ke masjid dan menghadiri
pengajian. Badan terasa sulit untuk bangun pada waktu fajar melaksanakan shalat
subuh. Telinga tidak suka lagi mendengarkan ayat-ayat Al Qur’an, lama kelamaan
hati menjadi keras seperti batu bahkan bisa lebih keras dari pada itu. Maka ia
hilanglah rasa sensitive terhadap suatu dosa, tidak bergetar lagi hatinya
ketika keagungan Allah disebut.
Tag :
Tutorial
0 Komentar untuk "Test Postingan"